Project Management IT Zaman NOW

Waktu itu gw lulus kuliah, dan satu-satunya perusahaan yang menerima gw masuk kerja adalah BCA Finance, setelah gw gagal interview mungkin ada 12x di perusahaan lain. Di BCA Finance, gw jadi team IT dan waktu itu handle IT Application NonCore. NonCore artinya adalah aplikasi-aplikasi selain core system, jadi aplikasi yang menunjang core - bisa bentuknya web ataupun mobile.

Sembari berjalannya waktu berkarir di BCA Finance, kegalauan muncul - sepertinya gw harus mulai memilih ujung karir gw, antara jadi direktur IT atau jadi model. Kenapa begitu, karena waktu itu HR Recruitment BCA Finance meminta (dan memaksa) untuk jadi model untuk flyer program recruitment mereka. Gw berusaha untuk berpikir positif, misalnya itu teman-teman HR minta gw untuk jadi model karena gw ganteng, smart, dari muka dan postur tubuh itu bisa punya masa depan yang cerah - dengan tujuan bisa cipua-cipua adek-adek yang baru lulus kuliah untuk gabung BCA Finance. Kenyataan berkata lain, waktu gw tanya langsung ke teman HR dia bilang alasannya "Karena hire model mahal, ga ada budget. Dan semua orang lain yang ditawarin ga ada yang mau. Mereka juga terpaksa milih gw".

Foto-BCAF
Ini hasilnya - duduk di meja CEO BCA Finance dan pura2 ketik (padahal itu laptop rusak). Menurut gw, 3 tahun setelah gw jadi model untuk BCA Finance, HR recruitment kerja jadi SANGAT SULIT dan MENANTANG.

Gw akhirnya memutuskan untuk tetap di IT saja, melupakan peluang gw untuk jadi model ataupun artis.


Waktu jadi developer, gw itu waktu itu selalu menilai gini. Akan jadi keren sekali kalau gw itu bisa analisa bisnis. Waktu itu gw berniat menjadi Business Analyst, enak bener kerja jadi Business Analyst, cuap-cuap ketemu orang, ga perlu coding, bisa songong kalau presentasi di depan orang-orang, dan bisa jalan-jalan terus ga perlu di depan komputer mulu.

Yah, abis itu gw dimaki-maki sih. Kagak ngerti bisnis, sok2an mau analisa. Foundation-nya terlalu lemah.

Kemudian mikir lagi, semua orang waktu itu bilang kalau Project Manager itu adalah posisi yang paling TOP dan PALING TINGGI serta PALING TERHORMAT di IT. Bos dari semua orang. Bos dari developer, bos dari BA, bos dari QA.

keren

Ini yang harus gw kejar, gw harus jadi Project Manager. Dan gagal lagi. Dan gw selalu ditodong untuk traktir makan malam kalau lembur. Claim ga bisa, gaji minus. Double gagalnya.


Ini yang gw pelajari dari ifabula, setelah jungkir balik dari awal berdiri sampai detik ini, bagi teman-teman yang dari awal bareng-bareng berjuang pasti ingat betul.

Tidak betul kalau PM itu bos, dan pangkat paling tinggi dari struktur project.

Tidak betul kalau jadi Business Analyst itu paling enak, karena kan cuma ngomong doang dan bikin dokumen.

Tidak betul kalau developer itu posisi paling hina dan berada dalam posisi paling rendah dalam rantai makanan project IT. Misal deh, si A atau si B atau si C yang developer kerjanya ngasal atau skill nya kurang, apa yang terjadi ?

Yang gw mengerti adalah seperti ini :

  1. Setiap orang punya strong dan weakness masing-masing, opsinya adalah tempatkan diri itu di posisi yang strong dan akan bersinar sendirinya. Misalnya dulu ada rotasi dari backend developer ke UI UX Developer, kalau itu memang benar posisi yang pas, pasti bersinar.

  2. Setiap orang itu harus improve, dari skill sampai komunikasi. Improve-nya gmana ? Belajar, apakah dari teman yang lain atau buku atau youtube atau apapun.

  3. Hierarki project team ini in realita ada, tujuannya adalah waktu berhadapan dengan pihak lain misalnya customer ataupun bos, jelas untuk responsibility nya. Jadi clear waktu ada kerjaan ataupun ada problem. Tapi tidak berarti Dev > PM > BA > QA atau PM > BA > Dev > QA, yang jelas roles dan responsibility clear. Ujungnya deliverable masing-masing individu dan team bisa di-measure dengan baik.

3 hal diatas menurut gw untuk project management zaman now.

Namun gw sebenarnya melihat hal yang lebih jauh, in the near future team akan lebih agile dan merging antar roles akan lebih smooth. Diukurnya nya bukan misalnya team BA kerjanya gmana, atau QA itu testingnya rapi atau ga, atau developer itu codingnya seperti apa. Tapi, misalny ada team A yang isinya 5 orang, waktu deliver module ABC, quality of productnya seperti apa. Di dalamnya mungkin Developer bisa jadi QA ataupun BA, atau ada orang yang bisa manage timeline dan deliverable - pada waktu yang sama juga bisa coding serta bahas UI UX. Cross skill - cross responsibility, yang diukur kualitas dari output.